9.11.10

Yakinkan aku

Yakinkan aku dalam kebimbangan malam
tegakkan aku dalam rapuhnya dunia
berikan aku mimpi indah
meski kehidupan sedang melara

sebuah cita penuh harapan
kau beri aku sebuah pengertian
meski hidupku
tak berkelangsungan

kau cuba sebarkan salju digurun pasir
meski langkahmu angin berdesir
kau bantu aku mencari emas
dalam samudera kehidupan

SEGALANYA

Sejuk malam menyelubungi
seperti kenangan datang bertamu
cuba dilupa apakah mampu
jika mungkin tidakkah terluka
terluka kerana memori lama

Hangat mata tidak tertanggung
seperti dosa tidak tertanggung
jika terampun mungkinkah ikhlas
seikhlas hujan menyiram bumi
menyiram tanpa harap berbalas

Bising siang mencari malam
bertemu malam siang menghilang
bertemu dinanti berpisah dibenci
itulah lumrah dunia ini
dimata seperti buta
diangan itulah segalanya

Hari ini disyukuri
kerana esok belumkan pasti
teman ketawa setia menanti
teman menangis tinggal sendiri
jadilah diri seperti sungai


mengalir terus yakini diri

Bukalah matamu

Bukalah kedua matamu pada alam semesta
ini maka kamu akan melihat indahnya keindahan.
Bukalah hatimu untuk melihat rahasia-rahasia keindahan ini
maka kamu akan melihat kehidupan ini berbunga-bunga.
Selamilah kehidupan dalam sanubarimu
maka kehidupan tersebut akan menjadi milikmu seluruhnya.
Satukan hatimu padaku maka aku akan menyatukan akalku padamu.
Berikan tanganmu kepadaku
maka sungguh aku berharap dapat memberimu kehidupan yang damai lagi bahagia
dengan seizin Allah.
Bukalah dadamu,
aku akan memenuhinya dengan kehangatan, cinta dan kejujuran.
Bersamalah denganku supaya aku menjadi milikmu
dan sebagaimana yang kamu cintai
.Berikan kepadaku air mata yang akan menghidupkan hatimu dan menghibur jiwamu.
Sebab air mata kita adalah tinta untuk berfikir.
Ungkapan-ungkapan kita teguh
diatas prinsip dan tangisan kita senantiasa berada diatas Manhaj.
Bila kita menuntun hati kita dengan cinta kepada selain yang layak dicintai,
maka kita kehilangan milik kita yang paling kita banggakan.
Bila kita sedang mencari-cari tempat keberadaan cinta itu,
sedangkan kita menyangka keberadaannya,
sesungguhnya kita perlu untuk mencintai tapi tidak berlebih-lebihan,
menyenangi tapi tidak berlebihan dan rindu tapi dengan pembatasan.

Ada dan tiada

Anganku tak berhenti bersajak
walau kutahu kau tak pernah menganggap diriku ada
meski rasa letih mendera
aku tak akan melepaskannya
kau hanya mimpi
yang tak akan menjadi nyata
hingga segala rasa harus padamu
dan berakhir
kan selalu kurasakan hadirmu
antara ada dan tiada.....

99 MUTIARA KESEMPURNAAN IMAN

by Nurani Hani on Tuesday, November 9, 2010 at 9:30pm

01. Bersyukur apabila mendapat nikmat;
02. Sabar apabila mendapat kesulitan;
03. Tawakal apabila mempunyai rencana;
04. Ikhlas dalam segala amal perbuatan;
05. Jangan membiarkan hati larut dalam kesedihan;
06. Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan;
07. Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan;
08. Jangan iri dengan kekayaan orang;
09. Jangan hasad dan iri atas kelebihan orang;
10. Jangan sombong kalau memperolehi kejayaan;
11. Jangan tamak kepada harta;
12. Jangan terlalu obses akan sesuatu kedudukan;
13. Jangan hancur karena kezaliman;
14. Jangan goyah karena fitnah;
15. Jangan berkeinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri.
16. Jangan campuri harta dengan harta yang haram;
17. Jangan sakiti ayah dan ibu;
18. Jangan usir orang yang meminta-minta;
19. Jangan sakiti anak yatim;
20. Jauhkan diri dari dosa-dosa yang besar;
21. Jangan membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil;
22. Banyak berkunjung ke rumah Allah (masjid);
23. Lakukan solat dengan ikhlas dan khusyu;
24. Lakukan solat fardhu di awal waktu, berjamaah di masjid;
25. Biasakan solat malam;
26. Perbanyak dzikir dan do’a kepada Allah;
27. Lakukan puasa wajib dan puasa sunat;
28. Sayangi dan santuni fakir miskin;
29. Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah;
30. Jangan marah berlebih-lebihan;
31. Cintailah seseorang dengan tidak berlebih-lebihan;
32. Bersatulah karena Allah dan berpisahlah karena Allah;
33. Berlatihlah konsentrasi pikiran;
34. Penuhi janji apabila telah diikrarkan dan mintalah maaf apabila karena sesuatu sebab tidak dapat dipenuhi;
35. Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan iblis/syaitan;
36. Jangan percaya ramalan manusia;
37. Jangan terlampau takut miskin;
38. Hormatilah setiap orang;
39. Jangan terlampau takut kepada manusia;
40. Jangan sombong, takabur dan besar kepala;
41. Berlakulah adil dalam segala urusan;
42. Biasakan istighfar dan taubat kepada Allah;
44. Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran;
45. Perbanyak silaturrahim;
46. Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam;
47. Bicaralah secukupnya;
48. Beristeri/bersuami kalau sudah siap segala-galanya;
49. Hargai waktu, disiplin waktu dan manfaatkan waktu;
50. Biasakan hidup bersih, tertib dan teratur;
51. Jauhkan diri dari penyakit-penyakit bathin;
52. Sediakan waktu untuk santai dengan keluarga;
53. Makanlah secukupnya tidak kekurangan dan tidak berlebihan;
54. Hormatilah kepada guru dan ulama;
55. Sering-sering bershalawat kepada nabi;
56. Cintai keluarga Nabi saw;
57. Jangan terlalu banyak hutang;
58. Jangan terlampau mudah berjanji;
59. Selalu ingat akan saat kematian dan sedar bahawa kehidupan dunia adalah kehidupan sementara;
60. Jauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat;
61. Bergaul lah dengan orang-orang soleh;
62. Sering bangun di penghujung malam, berdoa dan beristighfar;
63. Lakukan ibadah haji dan umrah apabila mampu;
64. Maafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita;
65. Jangan dendam dan jangan ada keinginan membalas kejahatan dengan kejahatan lagi;
66. Jangan membenci seseorang karena pahaman dan pendiriannya;
67. Jangan benci kepada orang yang membenci kita;
68. Berlatih untuk berterus terang dalam menentukan sesuatu pilihan
69. Ringankan beban orang lain dan tolonglah mereka yang mendapatkan kesulitan.
70. Jangan melukai hati orang lain;
71. Jangan membiasakan berkata dusta;
72. Berlakulah adil, walaupun kita sendiri akan mendapatkan kerugian;
73. Jagalah amanah dengan penuh tanggung jawab;
74. Laksanakan segala tugas dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan;
75. Hormati orang lain yang lebih tua dari kita
76. Jangan membuka aib orang lain;
77. Lihatlah orang yang lebih miskin daripada kita, lihat pula orang yang lebih berprestasi dari kita;
78. Ambilah pelajaran dari pengalaman orang-orang arif dan bijaksana;
79. Sediakan waktu untuk merenung apa-apa yang sudah dilakukan;
80. Jangan sedih karena miskin dan jangan sombong karena kaya;
81. Jadilah manusia yang selalu bermanfaat untuk agama,bangsa dan negara;
82. Kenali kekurangan diri dan kenali pula kelebihan orang lain;
83. Jangan membuat orang lain menderita dan sengsara;
84. Berkatalah yang baik-baik atau tidak berkata apa-apa;
85. Hargai prestasi dan pemberian orang;
86. Jangan habiskan waktu untuk sekedar hiburan dan kesenangan;
87. Akrablah dengan setiap orang, walaupun yang bersangkutan tidak menyenangkan.
88. Sediakan waktu untuk berolahraga yang sesuai dengan norma-norma agama dan kondisi diri kita;
89. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan fizikal atau mental kita menjadi terganggu;
90. Ikutilah nasihat orang-orang yang arif dan bijaksana;
91. Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan orang dan pandai-pandailah untuk melupakan jasa kita;
92. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu dan jangan berkata sesuatu yang dapat  menyebabkan orang lain terhina;
93. Jangan cepat percaya kepada berita buruk berkenaan saudara kita sebelum dipastikan kebenarannya;
94. Jangan menunda-nunda pelaksanaan tugas dan kewajiban;
95. Sambutlah huluran tangan setiap orang dengan penuh keakraban dan keramahan dan tidak berlebihan;
96. Jangan memaksa diri untuk melakukan sesuatu yang diluar kemampuan diri;
97. Waspadalah akan setiap ujian, cobaan, godaan dan tentangan. Jangan lari dari kenyataan kehidupan;
98. Yakinlah bahwa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan dan setiap kejahatan akan melahirkan kerosakan;
99. Jangan sukses di atas penderitaan orang dan jangan kaya dengan memiskinkan orang

“Sebarkanlah walau satu ayat pun” (Sabda Rasulullah SAW)
“Nescaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu.
Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (Surah Al-Ahzab:71)

Rahsia diri

Mengapa payah berlayar jauh
Mencari mutiara dilaut dalam
Sudahlah patut kapal bersauh
Bawalah menung dimalam kelam

Bilalah larut malam gulita
Bilalah sepi dunia keliling
Dengar suara dijiwa kita
Jelas terdengar meskipun hening

Biarlah bumi berkalang kabut
Huru-hara meliput alam
Aku tenang tidaklah ribut
Hati tetap jiwa tenteram

Ingatilah mati Yang "mati"

by Nurani Hani on Monday, November 8, 2010 at 10:54am
 
Bangkitku dari lena pagi ini seperti hari-hari yang berlalu.
Masih diizinkan Ar Rahiim untukku menghirup secangkir kehidupan.
Menghirup nikmat-nikmat Allah yang tak terhitung banyaknya menguji iman di hati adakah bersyukur atau alpa.
Pintu hari dikuak dan sehari lagi kita mendekati saat kematian yang telah ditentukan itu.
Peliknya, hati seakan-akan lupa hakikat itu dek kesibukan duniawi yang melalaikan kita dari mengingati suatu kematian yang pasti.
Mati seolah-olah “mati” dalam hidup kita.
Saban hari orang bersengketa – tentang itu dan ini, berebut kuasa, mengecam dan mendabik dada.
Harta, kuasa, nama dan populariti jadi hijab yang menghilangkan bayang-bayang mati yang mengikut kemana sahaja manusia pergi.
Cinta dunia melenyapkan hakikat adanya sebuah kehidupan yang abadi.
Kita tidak tergamak,
bermusuhan sesama saudara,
sesama sahabat dan sesama Islam
kalau kita kita ingatkan mati.
Kita tidak akan berdendam, marah, memfitnah dan melakukan pelbagai penganiayaan
jika sedar kita sendiri akan menghadap Allah yang mengetahui tentang kita segala dan semuanya.
Baik, mulia, agung dan hebat sangatkah kita?
Wahai diriku dan saudara-saudariku, mari kita kenangkan saat berpisah yang pasti menjengah.
Kenangkanlah saat yang dibimbangkan oleh orang-orang yang soleh itu.
Hayati apa yang ditangisi oleh Abu Bakar, Umar, Uthman dan Ali RA itu.
Mereka mengikut jejak kekasih mereka Rasulullah SAW yang sentiasa mengingati mati.
Itulah sumbu bagi pelita kehidupan mereka.
Tanpa ingat mati, apalah guna hidup ini…
Hari ini, urut dadamu, pejamkan matamu… istirehat seketika dan katakan:
“Wahai diri, aku akan mati”!
Kemudian bukalah mata, dan sematkan di hati bahawa segala ujian hidup ini adalah kecil dan sedikit berbanding apa yang akan dihadapi nanti.
InsyaAllah, akan lapanglah hati… dan mulut mampu tersenyum dengan segala cabaran yang mendatang.
Masakan orang yang melihat singa berhampirannya masih merungut tentang seekor semut yang menggigit kakinya?


Begitulah diriku dan saudara-saudariku,
keyakinan kepada kehidupan akhirat akan memberi kekuatan dalam menghadapi kehidupan di dunia.
Kenangkanlah saat berpisah kerana…
Saat perpisahan itu pasti tiba.
Dan tidak ada masa yang sesuai untuk saat itu.
Jika datangnya kita tidak diminta, maka perginya tidak diduga.
Bila sanggup hidup, mesti sanggup mati.
Bila sanggup datang, mesti sanggup pulang.
Kita hanya menghabisi bilah-bilah hari yang telah ditentukan.
Tujuan ke sini untuk diuji… tiba masanya pasti kembali!
Mengapa terlalu enggan untuk berpisah?
Nikmat sangatkah dunia ini?
Padahal senang dan susah bertukar ganti, suka dan duka datang dan pergi.
Tidak ada yang kekal lama, semuanya bersifat sementara.
Jika mati tidak memisahkan, kesenangan ini pun akan pergi jua.
Kata mereka yang arif tentang kehidupan:

“Manusia lahir bersama tangisan, dicelahi kehidupannya oleh tangisan dan akan dihantar ke pusara oleh tangisan.”

Pernahkah ada kesenangan yang abadi dan hakiki?
Tidak ada.
Justeru, hiduplah berpada-pada.
Hiduplah bagai musafir lalu yang singgah bagaikan dagang di rantau orang.
Hatinya tetap merindui kampung halaman.
Hiduplah bagai orang yang sedang menyeberangi satu jambatan.
Tidak sudi berlama-lama kerana di situ hanya sementara. Kakinya melangkah kencang justeru jiwanya sudah di seberang.
Hidup mesti sederhana kerana dunia ini sementara.
Sederhana itu bukan pada ringgit dan harta tetapi pada jiwa dan rasa.
Jangan terlalu gembira, jangan terlalu berdukacita.
Tidak ada kesenangan yang tidak diiringi kesukaran dan tidak ada kesukaran yang tidak diiringi kesenangan.
Selepas ketawa, pasti menyusul air mata.
Selepas nestapa pasti kegembiraan menjelma.
Allah memberikan kita terang… untuk bersyukur.
Allah berikan kita gelap… untuk bersabar.
Jadilah insan lara yang temannya mujahadah dan taubat.
Sentiasalah berusaha menjadi insan yang baik walaupun masih digamit oleh ghairah kejahatan dan dosa.
Jatuh, bangun kembali.
Jatuh, bangun lagi.
Ukirlah seribu taubat walaupun telah berkali-kali ia dimungkiri.
Allah tidak akan jemu taubat hamba-Nya selagi kita tidak putus asa kepada-Nya.
Tempuhi jalan mujahadah sekalipun langkahmu pernah goyah.
Jangan mengalah.
Kau tidak akan kalah selagi tidak mengalah.
Luruskan jalan menuju Tuhan dengan tulusnya hati sesama insan.
Elakkan hasad, jauhi mengumpat.
Jika tidak mampu menambah, jangan mengurang.
Jika tidak mampu menjulang, jangan menghalang.
Ingat selalu kata hukama:

“Jika tidak mampu menjadi garam yang memasinkan ikan, jangan jadi lalat yang membusukkannya.”

Jika tidak dapat mengucapkan perkataan yang baik, banyakkan diam.
Jika memberi nasihat dirasakan terlalu berat, cukuplah dengan menghulurkan doa dan munajat.
Setiap kita mempunyai kelebihan.
Kata orang, Tuhan tidak mencipta manusia bodoh…
Tuhan mencipta manusia dengan kebijaksanaan berbeza.
Justeru, carilah apakah “kebijaksanaan” itu kerana itulah saluran kita untuk berbakti.
Ketika rasa takut singgah oleh kebimbangan dijemput maut… katalah pada diri, bila berdepan dengannya kita akan lupa segala-galanya.
Kesayangan yang kita takutkan kehilangannya, kecintaan yang kita bimbangkan perpisahan dengannya, akan menjadi sedebu bila berdepan dengan detik itu.
Kita akan terlupa akan jalan yang telah jauh kita tinggalkan di belakang kerana memandangkan jalan yang lebih jauh merentang di haadapan.
 
Sesungguhnya mati itu bukan satu pengakhiran
tetapi satu permulaan kepada satu kehidupan yang lebih sejati dan hakiki.
Mati itu hanya proses perpindahan – dari alam dunia ke alam barzakh.
Sama seperti kelahiran – proses berpindah dari alam rahim ke alam dunia.
Ya, kalau sanggup datang.
Mesti sanggup pulang.
Hati sewajarnya sentiasa merasa bertemu tak jemu, berpisah tak gelisah.
Bukankah kita bertemu untuk berpisah?
Dan berpisah untuk bertemu?
Semoga kembara kita di dunia akan tiba bersama di hujung destinasinya… syurga!
Amin.


UMPAT DAN FITNAH

by Nurani Hani on Tuesday, November 9, 2010 at 7:45am

Allah SWT mencela orang yang mengumpat bagaikan memakan bangkai:
Janganlah setengah kamu mengumpat yang lain. Sukakah salah seorang kamu memakan daging saudaranya yang telah mati (bangkai)?(Quran surah al-Hujurat, ayat 12)

RasulAllah SAW bersabda;
Setiap muslim haram darah, harta dan harga dirinya atas muslim yang lain.

Baginda SAW juga bersabda;
Takutlah mengumpat. Ia lebih buruk daripada zina. Lelaki berzina lalu bertaubat, maka Allah menerima taubatnya. Sedangkan Allah SWT tidak mengampuni orang yang mengumpat sebelum orang yang diumpatnya memaafkannya.

Mereka berkata, "Orang yang mengumpat manusia ibarat melepaskan peluru kekanan dan kekiri. Seperti itu dia melemparkan akan kebaikannya (hilanglah segala kebaikannya).

Telah bersabda RasulAllah SAW yang maksudnya;
Sesiapa yang mengumpat, bermaksud menghinakan saudaranya, Allah SWT meletakkannya dijambatan neraka pada hari kiamat. Hingga bebas dari apa yang dikatakannya.

Juga Baginda SAW bersabda yang maksudnya;
Mengumpat itu menuturkan keburukan kepada saudaramu samada badan, nasab, perbuatan, ucapan, agama, dunia, bahkan baju, selendang atau tunggangannya.

Hingga sesetengah orang yang terdahulu berkata,
"Jika kau katakan pakaian; Pakaian sifulan kebesaran atau kekecilan (pakaiannya kecil atau besar), itupun termasuk mengumpat. Apa lagi jika kau sebut sesuatu yang menyakitkannya".

Dirawikan bahawa seorang perempuan yang pendek telah datang kepada RasulAllah SAW untuk sesuatu keperluan. Setelah dia beredar, Aisyah r.ha berkata, "Wah, pendeknya dia!" Segera RasulAllah SAW berkata, "Engkau telah mengumpat wahai Aisyah!"
Telah bersabda RasulAllah SAW;
Jangan kalian mengumpat. Didalamnya terdapat tiga keburukan;
Doanya tidak dimakbulkan,
kebaikannya tidak diterima,
dan akan ditimpakan kepadanya keburukan orang yang diumpat.

Baginda RasulAllah SAW bersabda dalam mencela tukang fitnah;
Manusia terburuk dihari kiamat ialah bermuka dua. Iaitu tukang fitnah. Dia datang pada mereka dengan suatu muka, dan datang pada yang lain dengan muka yang lain pula. Sesiapa yang bermuka dua didunia, (maka) dihari kiamat (dia akan) berlidah dua dari api.

Diceritakan dari Amr bin Dinar, dia berkata,
"Seorang lelaki Madinah ada saudara perempuan disuatu kampung sedang sakit. Lelaki itu menziarahi dan menunggunya sampai meninggal dunia. Dia mengucapkan takziah dan menghantarnya sampai kekubur. Setelah selesai, dia kembali kepada keluarganya. Kemudian dia teringat akan dompetnya tertinggal dalam kubur. Dia meminta tolong dari temannya. Temannya itu bersegera berangkat menggali kubur dan menemukan dompetnya. Lelaki itu tadi berkata, "Bagaimana keadaan saudaraku?" Lalu temannya itu membuka sebahagian lubang. Tiba-tiba api menyala-nyala. Segera lelaki itu kembali kepada ibunya dan bertanya, "Ceritakan padaku apa cela saudaraku?" Ibunya berkata, "Saudaramu suka pergi kerumah jiran menceritakan keburukan orang untuk menyebarkan fitnah". Jelaslah bahawa hal itulah yang menyebabkan akan seksa kubur. Siapa ingin selamat, hendaklah tinggalkan mengumpat dan memfitnah".

Abu Hafsh al-Kabir berkata, "Aku tidak berpuasa Ramadhan lebih kusukai daripada daku mengumpat orang", lalu dia berkata, "Sesiapa yang mengumpat seorang faqih, dihari kiamat dia datang dan tertulis dimukanya - Orang ini terputus daripada rahmat Allah".

Telah berkata Ka'ab ra., "Kubaca sebahagian kitab - Barangsiapa yang mati bertaubat dari mengumpat, (maka) dia orang terakhir yang akan masuk syurga. Barangsiapa yang mati (dalam keadaan) membiasakan mengumpat, (maka) dia orang yang pertama masuk neraka".
Allah SWT berfirman;Celakalah untuk tiap-tiap orang pengumpat dan pencela.(Quran Surah Al-Humazah, ayat 1)

Wajiblah bagi orang yang mengumpat menyesal dan bertaubat agar keluar dari hak Allah. Kemudian meminta halal atas kezalimannya terhadap orang yang diumpat.
Telah bersabda RasulAllah SAW;
Sesiapa yang mengumpat saudara muslimnya, Allah SWT akan memindahkan muka keduburnya pada hari kiamat.

Rujukan:Terjemahan Kitab Mukashafah Al-Qulub, karangan Imam Al-Ghazali.

SUBHANALLAH.
Ya Allah lindungilah kami....