3.2.11

cinta mata pena

Lewat nota-nota cinta mu
kau hadiahkan aku dengan kata-kata
dan madah-madah cinta yang mengasyikkan.
Betapa aku terlena dan terbuai dengan janji-janji mu.
Aku menjadi perindu sepi kepada ayat-ayat yang bisu.
Aku persis Sang Pungguk yang merindukan bulan.
Bulan yang dari kejauhan tampak indah bercahaya
dan berseri menerangi malam yang kelam.
Tapi kita sering lupa bahwa cahaya itu adalah cahaya pinjaman cuma.
Keindahan yang bersifat sementara,
keindahan yang merupakan kepuraan semata-mata.
Begitulah diri mu.
Aku terikat pada janji-janji pena mu.
Aku mengharap pada kasih yang tak pasti.
Aku memuja bayangan dirimu.
Coretan pena mu memukau diri ku
agar aku terus percaya dan lupa kepada realiti.
Tapi kini aku sedar…
aku perlu kembali ke alam nyata.
Aku harus lupakan kuasa pena mu,
aku harus lontarkan segalanya jauh dari hidup ku.
Biarlah nota-nota cinta mu menjadi sejarah.
Sejarah pahit yang mengajar aku menjadi lebih dewasa dalam cinta.
Usah kau permainkan aku lagi dengan pena mu…



~soba